a:link { color:$linkcolor; text-decoration: none;

Seputar Home Recording


Dengan semakin canggih komputer dan perangkat konverter audio di masa kini, maka tidak heran jika banyak musisi yang menggunakan perangkat digital seperti ADAT dan lain-lain untuk memproses musik hasil karya mereka. Bertaburan software yang membawa keunggulan masing-masing. Seperti CAKEWALK yang sangat populer dengan piranti MIDI (Music Instrument Digital Interface), CUBASE SX dengan piranti recordingnya, NUENDO, serta beberapa software virtual yang sangat banyak jumlahnya. Dapat saya pastikan jika Anda mengunjungi tempat penjualan software komputer, anda akan dibuat bingung oleh begitu banyaknya software-software tersebut. Jika anda ingin mencoba semuanya... ya silahkan saja!! Baiklah... sebenarnya apa sich yang harus dimulai ketika Anda punya keinginan untuk merekam karya-karya Anda. Mungkin dengan menyimak sedikit artikel dari saya ini dapat memberikan pengetahuan untuk anda tentang apa dan bagaimana proses recording itu dan apakah memang dapat merekam karya-karya kita juga dapat dilakukan dirumah/studio sendiri seperti yang sering kita dengar dengan istilah Home Recording. Silahkan simak artikel saya ini….

Prinsip Recording
Pertama kalinya recording ditemukan satu abad yang lampau. Tepatnya pada tahun 1887, ketika Thomas Alfa Edison menemukan alat perekam, yaitu cylinder phonograph. Dan sejak itu pula bermunculanlah kemajuan yang dicapai hingga kini.
Tujuan utama recording adalah merekam seluruh karya kita berikut arransemennya. Dan hasilnya dapat kita dengar ulang. Tentunya diharapkan kualitas musik tetap terjaga, tidak merusak telinga yang mendengarkannya. Sebagai catatan kemampuan telinga kita sanggup menerima intensitas bunyi di kisaran 10 dB – 120 dB. Itupun kalau suara yang dihasilkan tidak rebek dan pecah.. Kualitas record yang rusak juga dapat menghancurkan perangkat audio system di rumah.

Prosedur Teknis Recording
Penulis mencoba merangkum beberapa standar yang dilakukan dalam recording profesional.

1.Merekam suara yang disebut Tracking atau ‘Take’.

Dari sebuah arransemen musik, tentunya ada sekian banyak instrumen yang akan mengiringi sebuah lagu. Satu per satu setiap instrumen direkam dalam track record. Secara teknis adalah dari sumber suara akustik yang diubah menjadi gelombang electric. Sinyalnya diterima oleh recorder. Idealnya sumber suara (source) yang terekam semirip mungkin dengan aslinya. Jika menggunakan komputer, jadilah sinyal tersebut sebagai digital. Tetapi oleh recorder Analog (seperti DAT, realtape) sinyalnya tetap menjadi analog.

2.Hasil tracking yang telah terekam, dilakukan proses Mixing yang meliputi pengaturan volume, gain, balancing.

Dalam teknologi rekaman digital, Anda akan sangat terbantu untuk melakukan editing karena fasilitas dari software audio editing. Pada bagian-bagian tertentu dapat kita copy, delete, mixed, dll layaknya seperti kita menggunakan aplikasi pengolah kata seperti MsWord dan kawan-kawanya.

3.Selanjutnya adalah proses Equalisasi, yakni proses menciptakan karakter sound dengan penguatan ataupun pengurangan frekuensi suara seperti pada Low,Low-Mid,High-Mid-dan High frekuensi.

Proses ini menuntut ketajaman telinga Anda hingga antar frekuensi tidak saling bertabrakan. Seberapa besarkah kemampuan Anda dalam membedakan frekuensi. Sound terekam harus memiliki kejernihan, terang, berkarakter dan tidak pecah. Pastikan bahwa input dari suara yang terekam memiliki ketebalan ( pada step 1 ), sehingga memudahkan kita untuk melakukan equalisi. Contohnya sound cymbals adalah tipis, tetapi terang dan bening. Inilah seorang sound engineer diuji kemampuannya.
Teknik berikutnya adalah pemberian Sound Effect, seperti reverb (efek ruang), delay, Chorus, Compresi, Noise Gate, Limiter, dll. Effect memberikan karakter yang lebih kuat. Sentuhan terakhir ini akan menjadikan music Anda siap untuk didengarkan, seperti layaknya kita mendengar Compact Disc, Cassette, dll, atau bahkan lebih dramatis.

4.Mastering adalah proses terakhir.

Di studio mastering profesional hasil rekaman kita tadi ditangani si ‘dokter audio’. Tugasnya menghilangkan hiss dan hum, menurunkan simbilance (ess) yang berlebihan, mengkompres frekuensi-frekuensi yang kasar, memoles dan meratakan, menetapkan standar volume. Barulah musik karya kita direkam ke dalam pita cassete atau CD melalui CD Burning.

Equipment Recording
Jika disusun daftar, begitu banyak kiranya perangkat untuk menciptakan musik Anda di rumah. Berikut ini adalah daftar minimal equipment yang kita butuhkan jika kita akan merekam secara digital.

1. Personal Computer, dengan spesifikasi minimal : Pentium II , RAM 128 MB, CD Burning (tidak harus) dan Harddisk yang cukup besar, min 10 GB. Tapi untuk software produk terkini, ada spesifikasi yang meminta RA cukup besar.
2. Sound Card (internal komputer) atau Conventer (external) untuk kelas profesional. Kualitas Sound Card diukur dalam istilah Sample Rate. Soundcard PC standar umumnya samplerate : 44.100 KHz-16 bit. Sebagai perbandingan profesional samplerate-nya 96.000 KHz-32 bit (kualitas sound DVD), dan bahkan ada yang lebih dari itu.
3. Microphone , dengan jenis dynamics, kondensor atau Cardiod. Untuk dua jenis terakhir diperlukan piranti tambahan, yaitu mic preamp yang memiliki fasilitas Phantom Power (+48 dB) yang biasanya terdapat dalam piranti tambahan yang disebut Mic Preamp.
4. Stereo Speakers Control. Usahakan jenis speaker memiliki kemampuan untuk memproduk Low/High frekuensi. Untuk profesional, biasanya menggunakan jenis real speakers monitor.
5. Headphone.
6. Kabel-kabel penghubung yang jumlahnya tidak sedikit. Kualitas kabel disarankan yang memiliki kualitas terbaik, tidak mudak putus/patah, anti noise, lentur serta pemilihan jack yang baik. Jenis jack audio yang umum digunakan diantaranya Canon, RCA, XLR.

Dengan daftar di atas Anda sudah dapat melakukan perekaman minimal 2 track. Tetapi jika ingin dikembangkan lebih jauh, berikut ini daftar kelas profesional.
7. Mixer atau Console / piranti pencampur suara sekaligus mengatur gain/volume input.
8. Compresor / penahan sinyal berlebih.
9. NoiseGate Prosesor / membuang suara tak perlu (noise)
10. Equalizer/ pembentuk timbre suara.
11. Analog/Digital Efek Prosesor/ pemberian efek ruang, dynamics, ketajaman, ambience, dll.


Seiring dengan kemajuan teknologi audio, sejumlah pabrikan menawarkan berbagai piranti yang semakin canggih.Pertanyaannya..... berapa budget untuk menyiapkan semuanya. Silakan jalan-jalan ke toko music profesional dan berhitung. Setidaknya untuk mengawali kita bisa mulai dengan daftar perangkat pertama (1 - 6).

Persiapan Piranti Recording
Lebih singkat, dalam tulisan ini kita bicarakan teknik Digital. Menggunakan teknik ini, pasti berhubungan dengan komputer. Baiklah akan kita bahas satu persatu hardware yang akan gunakan.

RUANG RECORDING
Untuk kelas rumahan / Home Recording tidak perlu di set secara khusus. Pastikan saja ruang Anda nyaman untuk bekerja dan tidak bising dengan gangguan suara disekitar ruang rekaman. Tapi dalam perekaman profesional dibutuhkan ruang khusus dan memiliki akustik ruang serta kedap suara yang sangat baik.


PERSONAL COMPUTER
Dengan pesatnya kemajuan komuter dan software, dapat menciptakan studio recording baik untuk taraf rumahan maupun yang profesional. Silahkan periksa spesifikasi komputer Anda, mulai dari prosesor, RAM, Soundcard (spesifikasi standar telah dibahas di atas).
Kualitas Record berarti berhubungan dengan kualitas Sound Card yang Anda miliki. Untuk kualitas tergolong cukup bisa diandalkan seperti Sound Blaster Live 5.1 Platinum, Audigy, Vibra 128. Soundcard juga memiliki fasilitas “What you Hear” yang mana akan mempermudah perekaman MIDI File ke Wave File. Tapi tak apalah jika dengan merek lain. Dengan sebuah PC, kita juga dapat merekam sinyal-sinyal analog kedalam bentuk wave file. Umumnya soundcard PC memiliki jalur input 1 (mono) mic, 1 (stereo) line In, jalur output 1 (stereo) line out, 1 (stereo) speaker. Sebagai catatan bahwa jalur stereo sebenarnya memiliki 2, yaitu L dan R. Keduanya bisa dipecah dengan membuat jalur baru. Jika dirasa 2 input belum cukup, Anda juga dapat menggunakan tambahan soundcard tetapi dengan tipe atau merek yang lain. Jika 1 merek / tipe yang sama maka terjadilah crash dan tidak bisa didetek oleh system komputer.
Lain lagi jika kita rekaman pro yang sedikit rewel dalam pemilihan soundcard atau disebut konventer yang lebih banyak terpasang di luar PC. Produk yang banyak dipakai diantaranya Teratex, Pro Tools, Aardvark, E-MU, DSP 2000, dll. Umumnya mereka mempunyai lebih dari 4 input dan lebih dari 2 output. Tapi jangan tanya harganya.... selangit...
Memilih soundcard / conventer dapat dlihat dari keterangan produknya dengan acuan yang disebut Sample Rate. Sample Rate mengukur ketebalan dari hasil proses rekaman. Untuk kelas PC standar umumnya adalah 44.100 KHz-16 bit. Untuk perbandingan, converter memiliki sample rate 96 KHz-32 bit. Ini adalah standar kualitas suara yang dikeluarkan oleh DVD.
Reply With Quote
SOFTWARE.
Dalam proses recording yang paling baik adalah kemampuan dalam memilih software yang tepat dan jitu. Apa sebabnya ? Recording menuntut komputer Anda bekerja ekstra keras. Jika terlalu banyak software yang terinstall, maka akan beratlah beban yang harus dikerjakan oleh komputer, dan mungkin sedikit lambat. Dari Pengamatan saya terhadap perkembangan software audio recording yang sangat banyak di pasaran. Ada perusahaan besar yang memproduksi software, seperti Digi Design dengan Pro Tool nya, EMU Logic, Steinberg, Cakewalk, dll. Untuk kelas rumahan saran saya yang mungkin bisa membantu Anda dalam bereksperimen diantaranya :

1. SONAR XL ver 2, produksi Cakewalk, software recording yang cukup profesional dan memiliki kemudahan dalam operasionalnya.Tetapi dalam proses editing cukup rumit sedikit. Sonar sangat membantu bila Anda bekerja dalam lingkup MIDI. Didalam Software ini terdapat beberapa plug Ins dari produk Time Works yang kesemuanya disajikan secara virtual. Kelebihan lain, sonar memiliki hardware virtual dari music properti, seperti amplifier guitar, amplifier bass, dll yang dapat digunakan secara real-time. Oleh sebab itu sonar cukup digemari bagi para pemula. Kekurangannya diantaranya adalah hasil suara terekam kurang tebal dan agak sulit untuk meningkatkan kualitas rekaman anda. Akan diperlukan proses mastering yang cukup merepotkan.
2. CUBASE VST ver 3.2, produksi Steinberg, software ini memiliki kualitas sound yang cukup tebal. Tetapi memiliki sedikit banyak masalah dalam proses editing, khususnya bagi pemula.
3. CUBASE SX ver 1.02 atau 2.0, juga produksi Steinberg. Software ini merupakan hasil kerja sama antara Steinberg dan Cakewalk. Ini terbilang baru, dan telah dicoba hasilnya cukup memuaskan. Anda akan bekerja ala Sonar dan memiliki kehebatan Cubase. Fasilitas yang tersedia dalam bentuk plug-in sangat mudah digunakan. Seperti efx gitar, begitu banyak pilihan yang dapat digunakan. Apalagi bicara tentang MIDI. Anda memilki sound Bank layaknya memiliki puluhan Keyboards dunia dari segala merk terkenal. Dari pengalaman saya saat mencoba menggunakannya tidak menemukan banyak masalah.

4. SOUNDFORGE ver 6.0, produksi Sound Foundry, adalah software pendukung bagi pengolahan wave file. Program ini tampaknya paling banyak digunakan. Anda akan menggunakannya pada saat proses mastering, hingga ke burning CD.
5. PLUG – Insert. Bagi kebutuhan mastering, kita membutuhkan beberapa plug-in, seperti Reverb, Equalizer, Delay, Chorus, Gate, Compresor, Limiter,dll dalam bentuk virtual. Plug-in akan terinstall otomatis bila kita menginstall recording software-software di atas. Bila masih dianggap kurang sempurna, Anda dapat menginstall beberapa pug-ins tambahan.
6.Win Amp ver.3 atau Media Player 9. Fungsinya untuk mengontrol music yang telah tercipta dalam format wav, midi, aif, mpeg, dll.

MICROPHONE
Microphone adalah alat penerima sumber suara (source) akustik yang diubah menjadi sinyal analog, dialirkan melalui kabel/nirkabel ke PC. Microphone memiliki beberapa type, yaitu Dynamic, Kondensor dan Cardioid. Berikut keterangannya :

1. Mic type Dynamic atau disebut mic biasa termasuk mic yang memiliki sensitivitas rendah.. Seperti kebanyakan mic yang digunakan untuk keperluan mimbar, karaoke, dll.

2. Mic type Condensor merupakan mic yang sangat sensitive. Jangkauannya sangat kuat, sehingga sering menimbulkan feedback (gaung) dan kemungkinan noise yang timbul cukup besar. Mic jenis ini tidak mampu mengalirkan sinyal bila tidak dibantu oleh Phantom Power yang terdapat pada mic pre –amp, karena sifatnya pasif.
3. Mic Cardioid adalah type yang terbaik untuk kelas rekaman profesional. Type ini sebenarnya sejenis mic dynamic dengan jangkauan terbatas, sensivitas tinggi. Harganya juga...? yaah.. paling berkisar 1 s.d 7 jt. Seperti merk terkenal BEHRINGER B-2, SHURE KSM 44, RODE NT-1. Umumnya type ini digunakan untuk take vocal. Suara yang diterima natural dan jernih.

Teknik penggunaan mic disebut miking. Piranti tambahan mic biasanya adalah stand mic dan wind-screen atau pop-filter.

KABEL PENGHUBUNG.
Pekerjaan recording selalu berhubungan dengan kabel. Pemilihan kabel merupakan langkah pertama. Gunakan kabel yang paling tidak dapat mengalirkan sinyal dengan cepat, bebas hambatan dan bersih. Saran yang cukup bagi penggunaan rekaman adalah merk CANAREE made Japan. Hati-hati barang tiruan ! Kedua ujung kabel pasti ada konektor atau yang disebut jack. Sesuaikan penggunaannya dengan jack in yang terdapat pada sound card, microphone atau instrumen musik. Saran adalah merk Neutrik atau Nakamichi. Ini juga sama banyak tiruannya, produk Japan, Taiwan atau Cina.
Untuk teknologi terakhir dalam profesional, sudah digunakan kabel serat optik. Sudah dapat dipastikan sempurnanya sinyal diterima soundcard apabila menggunakan kabel jenis ini. Tapi hrganyapun mahal sekali. Sepertinya sampai disini dulu artikel ini…akan saya lanjutkan lagi pada postingan saya selanjutnya tentang bagaimana menambah jumlah input pada soundcard komputer anda. Salam sukses…